- Oleh Redaksi Infonasional
- 21, Jan 2025
Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat China (RRC) berkomitmen meningkatkan kualitas hubungan ketenagakerjaan dalam koridor kerja sama investasi di Indonesia. Pemerintah kedua negara berkolaborasi menggelar benchmarking yang diikuti perwakilan birokrasi Kementerian Ketenagakerjaan, dinas ketenagakerjaan di daerah, dan serikat buruh di lima kota di China sepanjang 20-30 Mei 2023.
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan RI Anwar Sanusi yang memimpin delegasi Indonesia dalam program tersebut menjelaskan pemerintah bertugas menjaga keseimbangan antara kepentingan perusahaan untuk menanamkan modal secara efisien dan pemenuhan hak-hak ketenagakerjaan.
"Kita mendorong adanya pemahaman bersama antara kedua pihak soal isu ketenagakerjaan ini," kata Anwar dalam keterangan tertulis, Selasa (23/5/2023).
Delegasi Indonesia di Beijing diterima oleh Wakil Menteri Ketenagakerjaan dan Jaminan Sosial RRT, Yu Jiadong pada Senin (22/5) sore. Dalam pertemuan tersebut, Anwar menggarisbawahi pentingnya peningkatan kualitas hubungan kerja. Hal itu antara lain diwujudkan melalui penguatan pendidikan vokasi, pemenuhan standar kesehatan dan keselamatan kerja (K3) serta jaminan sosial tenaga kerja. Selain itu, diupayakan pula adanya peningkatan kesempatan kerja.
"Pemerintah kedua negara sepakat menindaklanjuti pertemuan ini dengan pembahasan lebih teknis," jelas Anwar.
Anwar menerangkan program benchmarking ini juga menjadi upaya untuk meningkatkan transfer pengetahuan dan keterampilan kepada tenaga kerja Indonesia dalam proyek-proyek investasi China di Tanah Air.
"Kita ingin perusahaan Tiongkok di Indonesia juga mengembangkan pendidikan vokasi. Perusahaan bisa menjadi tempat magang, dan pada akhirnya pemagang yang berkinerja baik bisa diangkat menjadi pegawai," tutur Anwar.
Ia memaparkan saat ini investasi yang masuk ke Indonesia umumnya didorong untuk segera terealisasi dan beroperasi. Pada tahap awal, penanam modal membawa serta teknologi sekaligus tenaga kerja yang sudah menguasai teknologi itu dari negara asal.
Menurut Anwar program transfer pengetahuan dan keterampilan krusial untuk memastikan agar proyek itu pada gilirannya dapat diserahkan dan dikelola oleh tenaga kerja Indonesia.
"Pengembangan kapasitas pekerja, termasuk transfer pengetahuan dan keterampilan, itu program yang harus berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tahapan dan target yang jelas. Untuk itu, perlu kerja sama dengan industri," ujar Anwar.