Jakarta - Puasa Ramadan merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Esensi dari puasa Ramadan pun beragam, mulai dari bentuk ketakwaan umat Islam kepada Tuhan-Nya hingga memiliki manfaat dari sisi psikologi yakni untuk mengendalikan emosi.
Hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh psikolog Universitas Airlangga (Unair) yakni Nurul Hartini. Dikutip dari laman Unair, Nurul mengatakan bahwa setiap individu mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Menurutnya, ada dua tingkatan dalam menjalankan ibadah puasa ini. Tingkatan pertama adalah seseorang menjalankan ibadah ini sebagai kewajiban sedangkan tingkatan kedua, seseorang menjalankannya sebagai upaya agar terhindar dari hukuman seperti yang dilakukan oleh anak-anak yang belajar berpuasa.
"Tingkatan tertinggi yaitu sebagai individu yang bertakwa. Bulan puasa adalah bulan untuk berproses menyucikan diri. Semua rangkaian ibadah selama bulan Ramadan adalah sesuatu yang sangat istimewa, utamanya yaitu ibadah puasa," jelas Nurul.
Kebersamaan Ramadan Bantu Kendalikan Emosi
Psikolog sekaligus ketua Airlangga Assessment Center (AAC) tersebut menuturkan pentingnya berpuasa adalah untuk mengendalikan emosi dalam diri. Hal ini dikarenakan puasa adalah bulan pelatihan bagi seluruh umat muslim, di mana situasi kebersamaan (social support) menjadi cara dalam mengelola emosi seseorang.
"Ketika kita menjalankan ibadah puasa sunah sebelum bulan Ramadan itu serba sendiri. Tapi, di bulan Ramadan ini semua umat Islam berpuasa. Artinya, ada situasi bareng-bareng untuk meningkatkan keimanan," terang Nurul.
Nurul menuturkan bahwa Ramadan menjadi momen untuk saling mengingatkan. Saat seseorang yang tengah berpuasa hendak minum atau marah, maka akan ada pengingat yang berasal dari saudara atau teman-teman sekitar.
Puasa Memiliki Dampak Positif
Kebersamaan yang dilakukan umat muslim selama berpuasa tersebut memberikan dampak positif dalam pengembangan kepribadian dan proses berpikir seseorang. Hal itu dapat terlihat dari bagaimana seseorang mengelola emosi hingga cara berperilaku yang baik.
Menurut Nurul, momen puasa menjadi latihan untuk melakukan hal-hal positif.
"Bagi umat muslim, setiap kebaikan dan setiap hal positif yang dilakukan di bulan puasa akan dilipatgandakan pahalanya. Oleh karena itu, bulan Ramadan adalah bulan pelatihan yang membuat kognisi, emosi, dan perilaku seseorang dibentuk jadi orang yang bertakwa," demikian Nurul.