Transaksi menggunakan aplikasi seperti e-wallet semakin masif digunakan di Indonesia. Apalagi semenjak keluarnya QRIS, penggunaan aplikasi pembayaran berbasis scan qr code semakin merebak.
Kondisi ini juga ditambah dengan kebijakan berbagai moda transportasi umum yang kini sudah bisa menerima pembayaran menggunakan aplikasi. Mulai dari TransJakarta, MRT hingga Commuter Line.
Padahal sederet moda transportasi umum itu sebelumnya hanya menerima pembayaran menggunakan uang elektronik berbasis kartu yang mayoritas dikeluarkan perbankan. Lalu bagaimana para bank menanggapi perubahan ini?
SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri, Thomas Wahyudi mengatakan saat ini pertumbuhan emoney berbasis server belum berdampak signifikan terhadap pertumbuhan transaksi Kartu Mandiri e-Money secara keseluruhan.
"Hal ini terlihat dari pertumbuhan transaksi pada tahun 2022 yang tumbuh sekitar 25% dibandingkan tahun sebelumnya," kata dia kepada detikcom, Selasa (17/1/2023).
Thomas menjelaskan kini jumlah Kartu Mandiri e-Money yang beredar sebanyak 30 juta kartu dengan jumlah transaksi lebih dari 1 miliar transaksi. Sedangkan penggunaan kartu Mandiri e-Money saat ini masih mendominasi di sektor transportasi khususnya jalan tol dan juga parkir.
Dia menjelaskan bahwa Bank Mandiri berupaya untuk membuat masyarakat terus menggunakan uang elektronik kartu. Salah satu strategi yang dilakukan oleh Bank Mandiri adalah tetap konsisten memberikan kemudahan dan kenyamanan Bagi pengguna Mandiri eMoney dalam bertransaksi dan Top Up.
Misalnya seperti memberikan berbagai benefit program dalam bertransaksi dan menambah channel Top Up. "Selain itu, Bank Mandiri juga konsisten dalam hal penerbitan kartu Mandiri e-Money dengan desain yang menarik dan diminati oleh nasabah Bank Mandiri dan juga masyarakat secara luas," jelasnya.
Sementara itu Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Okki Rushartomo menilai saat ini penggunaan uang elektronik berbasis server sudah menjangkau ke berbagai aktivitas masyarakat mulai dari belanja, parkir, transportasi publik, hingga tol.
"Dengan penetrasi yang luas ini kami tetap yakin bahwa TapCash sebagai bagian dari uang elektronik berbasis kartu masih menjadi pilihan bagi masyarakat dalam bertransaksi," ujar dia.
Saat ini jumlah kartu TapCash meningkat sebesar 16% pada tahun 2022 menjadi mendekati 10 juta kartu beredar dan transaksi finansial TapCash meningkat 49% dibanding 2021.
Dominasi paling besar adalah pembayaran Jalan Tol, Parkir, diikuti oleh transaksi pembayaran transportasi umum (seperti Transjakarta dan KRL). TapCash juga digunakan untuk transaksi belanja di jaringan ritel store seperti Alfamart, dan Indomaret merchant ritel lainnya, pembelian BBM di SPBU, food and beverages, IDCard perusahaan, hingga kartu mahasiswa.
"Untuk meningkatkan daya saing TapCash di tahun 2023, kami mencanangkan beberapa strategi mulai dari perluasan kanal top up TapCash di partner strategis, akseptasi top up di penyedia Vending Machine di lokasi strategis, serta akseptasi top up melalui kemitraan BNI Agen46 maupun kerjasama dengan bank swasta nasional lainnya atau bank BPD," jelas dia.
Okki mengatakan BNI juga akan terus mendorong penerbitan kartu desain khusus untuk berbagai pangsa pasar yang sedang hype, seperti komunitas KPOP, eSports, lifestyle musik, lifestyle kuliner, lifestyle penggemar club.
Sedangkan Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Santoso mengungkapkan perkembangan transaksi Flazz BCA menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pada November 2022, frekuensi transaksi Flazz BCA mencapai lebih dari 655 juta transaksi dengan nominal transaksi lebih dari Rp 10 triliun, meningkat 28% YoY.
Adapun kenaikan transaksi Flazz BCA paling tinggi antara lain untuk pembayaran transportasi dan parkir. Selain itu, hingga November 2022, sebanyak 24,6 juta kartu Flazz BCA tersebar dan digunakan oleh masyarakat luas, meningkat 21% YoY.
"Terbaru, selain via BCA Mobile, BCA telah menghadirkan fitur top up Flazz di aplikasi myBCA, sehingga nasabah bisa melakukan top up saldo Flazz kapan saja dan di mana saja. Kami berharap nasabah setia dapat memanfaatkan Flazz sebagai salah satu alat pembayaran untuk mendukung gerakan nontunai dan cashless society," ujar dia.