- Oleh Redaksi Infonasional
- 21, Jan 2025
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarno Putri menolak keras terkait rencana pembangunan Bandara Buleleng, Bali. Bahkan saat mendengar permasalahan ini dirinya sempat mengamuk. Ketua Umum PDIP itu juga langsung menghubungi Gubernur Bali I Wayan Koster terkait rencana pembangunan tersebut.
"Saya bilang keluarga besar saya di Buleleng. Mau dibikinin lapangan terbang, ngamuk saya dan saya panggil Pak Koster. Enak saja aku bilang hanya untuk ngubungin pariwisata, enggak," ungkapnya saat kunjungannya ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dikutip dari detikBali, Selasa (17/1/2023).
Ia menuturkan, pada akhirnya hal tersebut pun didengar Presiden Joko Widodo. Ia menceritakan ketidaksetujuan dengan pembangunan Bandara Buleleng.
"Saya bilang sama Pram, tolong banget ini atas nama warga Bali aku bilang jangan mikirin diri sendiri, Pulau Bali ini seupret tahu enggak. Penduduknya hanya berapa, terus yang mau didatangkan ke sini hanya investor doang. Saya mau rakyat Bali saya juga ada yang bisa menjadi pengusaha dan lain sebagainya dong," katanya.
Megawati pun menuturkan, pada waktu tersebut, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio sempat datang ke rumahnya dan membujuk dirinya terkait Bandara di Buleleng tersebut. Ia pun mengaku tetap kekeuh menolak terkait hal tersebut.
"Saya nanya ke Pak Budi Karya waktu itu sebenarnya Bandara Ngurah Rai itu mau dijadikan apa toh, dan (dikatakan Budi) runway-nya mau dibikinkan satu lagi. Pertanyaannya kalau Buleleng dengan pandemi kemarin sampai sekarang ini apa enggak mabuk tuh, siapa yang mau naik dari sana," terangnya.
Lebih lanjut, Megawati juga mengatakan jika ada Bandara di Buleleng tentunya akan menjadikan warga di tempat tersebut merasa sumpek. Terlebih mengingat, wisatawan yang akan datang melalui Bandara tersebut diprediksi hanya didominasi wisatawan mancanegara.
Karena itu Megawati pun kemudian memberikan alternatif apabila Bandara di Buleleng tidak jadi dibangun. Ia mengusulkan kepada pemerintah agar lebih fokus pada pemanfaatan bandara di Banyuwangi dan Surabaya ketimbang membangun bandara baru di Bali.
"Bisa dibikin segitiga. Saya ini pernah Presiden. Namanya Ngurah Rai Bali terus ke Banyuwangi, terus Surabaya dan dibikin triangle. Ini kan memberikan kesempatan untuk di tiga tempat. Dari Surabaya dia (wisatawan) nginep lalu dari Banyuwangi hanya nyebrang dan ini bisa terus," paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya juga meminta agar Gubernur Bali Wayan Koster tetap mempertahankan peraturan agar bagi bangunan-bangunan seperti hotel dan lainnya tidak memiliki tinggi melebihi tinggi pohon kelapa.
"Saya diskusi juga sama Pak Gubernur, awas lho jangan dirubah aturannya yang mengatakan bahwa tidak boleh yang namanya hotel atau rumah atau apapun itu boleh lebih tinggi dari pohon kelapa. Itu adalah perintah Bung Karno," sebut Megawati.