- Oleh Redaksi Infonasional
- 21, Jan 2025
Bencana kelaparan sebagaimana yang diprediksi organisasi pangan dunia atau FAO bakal terjadi pada 2050 adalah ancaman riil bagi dunia, termasuk bagi Indonesia. Kondisi ini salah satunya dipicu oleh pertambahan jumlah penduduk dunia yang bakal mencapai angka sepuluh miliar di tahun tersebut.
Begitu disampaikan Dekan Fakultas Pertanian UGM, Jaka Widada.
“Jumlah penduduk dunia akan menembus sepuluh miliar. Akan terjadi kelaparan luar biasa manakala produksi pangan tidak naik sebesar 70 persen dari sekarang. Dan ini bukan hal yang mudah karena dampak perubahan iklim juga sangat berpengaruh,” ucap Jaka.
Menurut Jaka, ada tiga negara yang telah siap menghadapi ancaman krisis pangan, yaitu Cina, Israel, dan Belanda. Cina sudah dapat membuat benih padi yang produksinya dua kali lipat lebih banyak, sedangkan Belanda dan Israel sudah mengimplementasikan teknologi yang mumpuni untuk meningkatkan produksi komoditas pertanian.
"Ethiopia dulu adalah negara dengan banyak kelaparan, sekarang setelah Israel masuk ke situ menjadi sumber pangan nomor tujuh di dunia karena teknologi dari Israel,” papar Jaka seperti dimuat laman UGM, Kamis (1/12).
Ancaman perubahan iklim dan krisis pangan, ujarnya, memang belum terlalu terlihat di Indonesia, karena ketersediaan sumber daya alam masih cukup melimpah dan kondisi geografis Indonesia yang memungkinkan produksi pertanian tetap berjalan sepanjang tahun. Akibatnya, pemborosan atau penggunaan sumber daya secara kurang efisien masih terjadi dalam banyak aspek, termasuk di sektor pertanian.
“Di Indonesia pemborosannya luar biasa karena merasa air tidak harus dibeli, tapi ke depan ancamannya akan luar biasa. UGM perlu melakukan edukasi untuk pelan-pelan menyadarkan tentang perubahan iklim,” ucap Jaka